Saat Cinta Mulai Datang
Aim berkata sambil menunjuk “ ekh cowo itu jomblo tuh. Kasian menyendiri gitu. “ Aku langsung nyeletuk “kalo aku jomblo, aku mah gak mau menyendiri gituh. Dari pada menyendiri kek orang galau, mending gabung ama kalian, bodo amat kalo dibilang ganggu. Ha ha ha.”Aku, walaupun gabung sama Aim and Firly,saling ngobrol and bercanda rasanya lama lama agak risih juga. Akhirnya aku mundur alon alon, ak bilang ke aim “ im, mana tadi orangnya yang jomblo. Emang beneran dia jomblo? “ Aim menjawab “ ya coba tanyain sendiri sana. Tadi sih bilangnya kesepian coz jomblo dia”.
Dia ingin kita pacaran
Aku meninggalkan mereka berdua tanpa pamit. Lagipula mereka berdua sudah mulai cuek sama aku. Aku berjalan ke arah pria itu. Aku duduk tidak jauh dari tempat dia duduk. Namun kita tidak berdekatan.Dia sedang mendengarkan teman yang sedang ikut bernyanyi . Aku berjalan menghampiri tempat dimana teman teman berkumpul dan bernyanyi. Aku Berjalan melewatinya dan sambil senyum sedikit. Dia pun membalas senyumku.Sesekali aku melihat pria itu yang juga aku belum kenal Namanya. Dia pun sedang memandangi kami. Dia terlihat sangat tenang,Tidak seperti orang galau.
Udah berjam jam aku ikutan nyanyi kumpul sama orang orang ini yang gak aku kenal . Aku kehilangan sesuatu. Pria itu udah gak ada di tempatnya yang semula.
“guys, aku udahan yak, capek” ijinku sama temen temen tadi. Aku memang kehilangan dia, tapi aku tidak mencari ke sekeliling. Aku mendatangi Aim dan Firly.
“im, mana orang itu? Kok udah gak ada? “ tanyaku kepada Aim
“kok kamu nyariin dia? “ kata Aim dengan nada curiga.
“yaelah im, nanya doang sih.” Jawabku
“ Engga soalnya dia tadi juga nanyain kamu trus minta nomor telponmu. Aku pikir kalian udah kenalan trus kelupaan tukeran nomor hape karena kamunya keasyikan main ama mereka tuh.” Kata Aim sambil monyongin mulutnya ke arah temen temen yang masih nyanyi nyanyi.
“ Eh ,aku belum kenalan tau ama dia. Belum sempet ngobrol juga.” Kataku
“ Trus gimana, aku udah kasih nomormu? “ tanya Aim
“Nomor apa? “ tanyaku bingung
“Nomor celana…. Nomor telpon lah. Kan tadi aku udah bilang.” Jawab Aim sewot
“ooo ya udah gapapa.” Jawabku santai
“Aku pulang dulu y aim,firly. Firly juga jangan lupa pulang. Jangan beduan mulu sama Aim, aku cemburu. “ candaku sama mereka.
“ iya kak, bentar lagi aku pulang kok. Dianter sama Aim”
“halah, kamu tuh apaan si. Emang masih punya urat cemburu? Kalo kesini juga gada mesra mesranya kok. Malah ngabisin makanan aku doang. Pokoknya kulkas bersih deh kalo kamu main kesini” Aim mulai ngoceh.ha ha ha.
“ Suruh siapa makanan kamu keluar keluarin. Aku gak minta lho. Tapi karena kamu suguhin ya aku makan dong” jawabku
Aku ngeluyur pergi sambil tertawa puas. Rasanya puas banget kalo udah berantem sama Aim. Berasa kaya sahabat karib. Padahal kami hanya teman biasa yang kebetulan punya waktu luang dan hobi yang sama.
Tak berapa lama ada chat WA yang masuk. Ternyata dari nomor tadi.
“hai, boleh kenalan gak? “
Aku berpikir sejenak, apakah ini pria yang kemaren?
“mmm, ini siapa ya?” balasku
“Aku temennya Aim, yang kemaren duduk didepanmu. Kemaren aku ada urusan mendadak jadi aku pamitan ke Aim sambil minta nomormu. Alhamdulillah dikasih. “
“ Namaku roby, namamu siapa?
“ sebut saja saya mawar” balasku sambil memberi emot ketawa.
“ Kemaren aku sempet pengen balik lagi ke tempat si Aim, Tapi katanya kamu udah pulang.”
“Hah, kamu nyariin aku? Gak salah? “
“ Ia, aku terbayang bayang kamu terus. Kamu terlihat sangat ceria saat kumpul dengan mereka. Terlihat sangat Bahagia. Aku juga pengen bahagiain kamu. Boleh nggak kalo aku bahagiain kamu? “
“Maksudnya apa ya? Tulisannya gak kedengeran.”
“mau…. Tapi….”
Tiba tiba jantungku berdegup kencang. Antara ingin dan takut semuanya bercampur menjadi satu.
Tapi aku juga penasaran. Aku menguatkan hatiku untuk mencoba sesuatu yang aku takutkan. Aku segera membalas chatnya
“ mau”
“Apa kurang jelas? Perlu aku ulangi lagi? Bahwa aku mau jadi pacarmu”
“ udah jelas hehehe. Aku sayang kamu”
Rasaku biasa aja, Datar. Gak Bahagia ataupun senang seperti layakanya gadis yang baru punya pacar. Itu karena aku udah gak gadis lagi, ha ha ha .
Saling stalking
Setelah kami berjanji untuk berpacaran, kami tidak langsung ketemuan. Aku sibuk dengan pekerjaanku dan dia pun sibuk dengan pekerjannya. Kami hanya sering stalking . Dia stalking akun aku dan aku pun juga Stalking akun dia. Walaupun kami mempunyai banyak akun, namun beberapa diantaranya adalah akun tertaut jadi Walaupun beda akun, kami akan tetap tau sipemiliknya siapa.Suatu Ketika roby bertanya, kenapa gak ada kabar selama ini? Padahal sebenernya aku juga nungguin dia dulu yang nanya kabar. Cukup lama waktu yang aku habiskan hanya untuk menunggu dan menunggu.
Aku mulai memposisikan diriku sendiri, jika aku menunggunya pasti dia pun menungguku untuk menanyakan kabarnya.
Akhirnya aku paksakan diriku untuk menanyakan kabarnya terlebih dahulu.
“abang sayang , apa kabar? “
“kamu kenapa sebenernya yank? Aku selalu menunggumu sayang. “
“Maaf bang, aku sibuk . lagi mau mulai usaha baru jadi ga ada waktu buat main main”
“ Jadi kamu anggap ini Cuma main main ?”
“ya apalagi kalo bukan main main bang? Kan kita udah pada berumah tangga. Yang penting kita Bahagia aja bang.”
“itu suami aku” “Gimana kalo besok kita ketemu.abang yang tentuin tempatnya dimana. “
“Kenapa harus malu? Gak papa kali yank. Abang pengen deket sama ayank.”
Aku hanya diam dan tersenyum. Ternyata gak malu maluin juga punya bucin , pikirku.
Tapi bagaimana jika nanti pasangan kami masing masing tau tentang ini?
Aku harus secepatnya menyudahi ini semua. Sementara aku nikmati dulu keadaan seperti ini.
Roby ternyata tipe orang yang selalu mengalah dan selalu berharap. Dia tidak pernah mau mendului. Contoh kecil saja. Dia tak pernah mau chat duluan. Dia tak pernah ngajak jalan duluan, Dia tak pernah inisiatif buat bayarin makanan duluan. Semuanya harus diminta dulu.
Tak perlu waktu lama, aku pun menyudahi hubunganku denga roby yang selalu ingin di perhatikan lebih dulu.
Ternyata itulah penyebab dia selalu merasa kesepian. Itu karena dirinya sendiri yang tak mau memberi kebahagiaan lebih dulu. Dia maunya dibahagiakan baru dia akan membahagiakan Kembali pasangannya.
Padahal istrinya cantik, masih muda, sudah punya anak pula. Tapi Roby selalu mengeluh.
Aku kasihan dengan keadaanya, yang awalnya aku hanya iseng , penasaran, akhirnya aku ingin menguatkan mentalnya. Agar dia tidak merasa kesepian lagi.
Aku mulai sering memperhatikannya, mengontrol setiap kehidupannya, dan mengatakan bahwa dia harus lebih dulu memberi kasih sayang kepada istri dan anaknya. Aku tak mungkin selamanya Bersama dia. Di hidupnya hanya akan ada istri dan anaknya dan juga kedua keluarga besarnya.
Roby berdalih bahwa istrinya tidak patuh kepadanya. Aku mengatakan, jika kamu memberi banyak kasih sayang, maka istrimu pun akan patuh dan menyayangimu melebihi aku.
Sebenarnya aku tidak menginginkan hubungan ini terjadi. Namun ini terjadi begitu saja. Dan Ketika cinta mulai tumbuh, kita harus saling menjauh .
Akhirnya Dia Sadar
Setelah sekian lama kita lost contact, suatu waktu kita tak sengaja bertemu. Dia Bersama anak istrinya . Aku menghampiri mereka dan menyapanya. Kita bertemu di sebuah pusat perbelanjaan.“Bang roby, apa kabar? “ sapaku
Roby terlihat sedikit canggung . Aku tersenyum dan melanjutkan perkataanku.
“ini anak istrimu yah. Hai mba… kenalin aku temen sekolahnya roby dulu. Udah lama banget gak ketemu, modelannya masih sama seperti yang dulu ya si roby ini.
“ kok temen sekolah manggilnya bang si mba? “ tanya istri roby penuh selidik.
“ kamu gak tau ya, roby ini calon mahasiswa abadi dulu di kampus. Kalo bukan karena aku yang bantuin dia bikin skripsi, mungkin dia udah sukses jadi mahasiswa abadi disitu.”
“ bang, udah mau punya dua ya anaknya?” semoga yang ini cewe ya bang. Biar sepasang.hehe. “ kataku tanpa canggung canggung.
Roby menjawab “ iya , alhamdulillah udah mau punya dua. Dan istriku ini istri terbaik yang pernah aku miliki. “
“ so sweet banget deh bang. Ya udah ya bang, hapy family time. Aku mau nyusulin suami aku. Ke Toilet lama bener deh dia. “
Di dalam hatiku , aku bersyukur bahwa roby telah menyadari
bahwa istrinya lah yang terbaik untuknya.
Dan kehidupanku Bersama suamiku pun, berangsur angsur membaik.
Pada akhirnya kami semua hidup Bahagia.
Dan kehidupanku Bersama suamiku pun, berangsur angsur membaik.
Pada akhirnya kami semua hidup Bahagia.
TAMAT
0 Comments