Iklan

Trending Today

Cerpen 31 Hari Dibalik Jeruji Besi

 31 HARI DIBALIK JERUJI BESI


Gambar diambil dari freepik


Namaku Aryo. Sejak kecil, aku dikenal sebagai anak yang penurut. Ibuku selalu bangga dengan prestasi akademikku, dan ayahku sering membanggakanku kepada teman-temannya. Namun, semuanya berubah ketika aku memasuki dunia pergaulan yang salah. 


Perkenalanku dengan narkoba dimulai saat aku duduk di bangku SMA. Awalnya hanya sekedar mencoba, tapi lama-kelamaan, aku menjadi kecanduan. Aku mulai mengabaikan sekolah, keluarga, dan masa depanku. Hingga pada suatu hari, aku ditangkap polisi saat sedang membawa narkoboy. Hukuman penjara selama satu bulan menantiku.


Hari pertama di balik jeruji besi adalah hari yang terberat. Aku ditempatkan di sel yang kumuh bersama lima belas tahanan lainnya. Suasana di sana penuh dengan kekerasan dan intimidasi. Namun aku bisa mengatasinya karena aku pandai bergaul dengan siapapun. Tapi tetap saja ,setiap malam aku sulit tidur, bukan hanya karena suasana yang bising, tapi juga karena,tempat yang penuh sesak juga perasaan takut dan penyesalan yang mendalam.

Di hari ketiga, ada sesuatu yang aneh yang mulai kurasakan. Malam itu aku mendapat tugas piket sebagai pengantar makanan dan minuman bagi sipir sipir tahanan. Setiap kali aku terjaga di tengah malam, aku mendengar suara berbisik yang datang entah dari mana. Suara itu seperti memanggil namaku, dan membuat bulu kudukku merinding. Aku mencoba mengabaikannya, mengira itu hanya imajinasiku saja. Semakin lama aku semakin penasaran dan menceritakan kepada teman satu Sel ku. Dia sudah 1 tahun disini. Namanya Ari. 

" Bang Ari, aku kok setiap malam selalu ada yang manggil manggil ya. Di lorong itu saat aku akan mengantar kopi ke pos 2". Tanya Arto ke bang Ari. 

"Ooo.. itu mah udah biasa. Kamu kuatin mental aja dan banyak banyak berdoa" jawab bang Ari santai.

Ke esokan harinya aku mendapat jatah piket keliling lapas. Ada yang aneh di malam itu. Biasnya petugas petugas juga berkeliling di sekitaran lapas untuk memastikan keamanan lapas. Disitu aku melihat ada nenek nenek dengan rambut panjang menggunakan pakaian Jawa kuno. Tepatnya di Pos 1. Anehnya lagi pos 1 ini kosong. Seperti sudah bertahun tahun terbengkalai. Padahal masih berada di dalam bangunan lapas ini. 

Lagi lagi aku bertanya pada bang Ari , karena dia senior di sel ku berada. 

"Bang, kok Pos 1 kaya gak pernah dipakai ya? Kenapa gak dibongkar aja sih" tanya Aryo.

" Gak ada yang berani deketin pos 1 Yo. Deketin aja gak berani apalagi mbongkar. Bisa kena tulah mereka" kata bang Ari. 

" Emang ada apa sih bang?" Tanya Aryo kembali.

"1 tahun yang lalu, ada tamping yang gantung diri di situ. Katanya sih gara gara diputusin pacarnya gara gara dia masuk penjara " jawab bang Ari. 

O iya , sekedar info nih, tamping adalah tahanan pendamping. Yaitu tahanan yang bertugas menjaga keamanan,tugas piket, dll. Makanya tamping ini boleh menggunakan handphone. Namun hanya boleh digunakan saat bertugas saja. Saat kami berada di dalam sel, benda itu tidak diperbolehkan dibawa.

Pada malam kelima, aku terbangun karena suara tangisan seorang wanita. Ketika aku membuka mata, aku melihat sosok perempuan berambut panjang dengan pakaian putih berdiri di sudut sel ku. Wajahnya penuh kesedihan dan matanya memandang lurus ke arahku. Aku terpaku, tidak bisa bergerak atau berteriak. Namun, tiba-tiba sosok itu menghilang begitu saja.

Hari-hari berikutnya semakin aneh. Tiba tiba salah satu teman satu Sel ku ada yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Yang anehnya adalah dia gantung diri menggunakan tali rapiah atau tali plastik. Tidak masuk akal memang. Belom lagi tempat dia menggantungkan tali itu tidak diatas plafon atau tempat teratas tapi ada di jendela besi walaupun agak tinggi. Ini bukan seperti bunuh diri namun seperti pembunuhan. Tapi siapa yang berani membunuh ? Jika benar dia dibunuh tidak mungkin pelakunya adalah kami yang berada satu sel dengan korban. Kemungkinannya adalah pelaku menjerat korban dari luar jendela. Alhasil kami semua di interograsi. 


Astaghfirullah haladzim. NGANTUK

Lanjut besok ya my friend. 

 


Meskipun 31 hari di balik jeruji besi adalah mimpi buruk yang tidak akan pernah kulupakan, pengalaman mistis yang kualami telah memberikan pelajaran berharga. Aku percaya bahwa ini adalah cara alam semesta menunjukkan jalanku kembali ke arah yang benar.

0 Comments

Dapatkan Update Pilihan dan Terbaru Setiap hari dari Ratna Susanti. Temukan kami di Google News, caranya klik DI SINI

© Copyright 2024 - Dwi Ratna Susanti All Right Reserved