Iklan

Trending Today

Novel, part 2 Cinta di tengah Konflik keluarga




Mengalun Cinta ditengah konflik keluarga  

Di chapter sebelumnya telah dikisahkan bahwa Maya dan Arjun bertemu secara tidak sengaja. 
Pertemuan tersebut tidak di sia sia kan oleh mereka. 
Arjun dengan sigap membawa Maya jalan jalan mengelilingi desa. Bak seorang yang sedang menunjukkan kegagahannya. 

 Jejak Sejarah Desa Arjun


Desa Arjun tersembunyi di antara lembah yang hijau, di bawah naungan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Di sinilah jejak sejarah dan keajaiban alam bertemu, menciptakan landasan bagi perjalanan spiritual dan pemahaman yang mendalam.

Maya dan Arjun berjalan melewati jalan-jalan berbatu yang dipenuhi dengan cerita dan legenda. Di tiap tikungan, mereka menemukan monumen dan bangunan kuno yang menyimpan rahasia masa lalu.

Kemarin, Pertama kali keliling desa, mereka menemukan tempat berkumpulnya para tetua desa, tempat di mana legenda kuno . Di sini, mereka merasakan energi yang kuat dari kehadiran spiritual, menguatkan ikatan mereka yang semakin dalam.

Kemudian, mereka menjelajahi Hutan Terlarang, tempat di mana misteri dan keajaiban alam bersemi di antara pepohonan tua yang menjulang tinggi. Di sini, mereka merasakan kehadiran makhluk-makhluk gaib yang melindungi dan membimbing mereka dalam perjalanan mereka.

"Sekarang kamu akan mengajakku kemana lagi Arjun?" Tanya Maya
"Udah...jalan aja. Namanya menyusuri desa itu ya kita ikuti aja kemana kaki kita melangkah" Jawab Arjun santai.
Maya tidak mau berpikir terlalu keras. Dia pun mengekori Arjun kemana dia melangkah. Namun Arjun yang tau akan tujuannya ke arah hutan larangan langsung menoleh kebelakang seraya menarik tangan Maya dan menggenggamnya. 
"Ada apa Arjun? " Tanya Maya panik. 
"Aku takut kamu ilang aja" lagi-lagi Arjun menjawab dengan santai.
Ditengah kebingungan yang Maya alami, ada desiran aneh saat Arjun menggenggam tangannya. Padahal hanya gandengan tangan saja. 
" Ini beneran kamu, Arjun? kita mau masuk hutan? Tadi aku sempet lihat tulisan hutan larangan lho" Tanya Maya penuh selidik. 
"Iya Maya, tenang saja, ada aku. Kamu meragukan ku?" Timpal Arjun. 
"Ya wajar kan kalo aku meragukan mu? Aku kan belum kenal kamu Arjun. Baru juga kita ketemu kemarin kan? Siapa yang gak was -was coba diajak pria yang baru kenal kedalam hutan kayak gini" cerocos Maya tanpa henti sembari melepaskan genggaman Arjun. 
" Baiklah Maya, aku minta maaf ya kalau kamu merasa was-was. Dan aku menggandengmu serta mengajak mu kesini bukan ada maksud jahat kok. Karena aku tahu ini hutan larangan dan banyak bahaya, makannya aku mencemaskan mu jika kamu hanya mengekori ku saja. Lebih baik aku menggandengmu. Itu akan lebih aman. " Akhirnya Arjun buka mulut untuk menjelaskan. 

Mereka berdua masuk lebih jauh ke dalam hutan.
Suara suara khas hewan hewan hutan terdengar bersahutan. 
"Aku paling ngeri kalau denger suara desisan ular Arjun" kata Maya.
"Kenapa? Kamu takut ular?" Tanya Arjun
Sambil terus berjalan ke tengah hutan. Arjun juga terus saja melihat pohon dan mengusap batangnya. Entah apa yang dia lakukan. 
"Iya, aku takut. Kamu gak takut ular Arjun?" Tanya Maya balik.
"Tidak. Aku bahkan pernah bertarung dengan Ratu siluman ular disini . Tapi dia malah jadi temen aku sampai sekarang. "Tutur Arjun.
"Hah??? Siluman ular? Beneran ??"tanya Maya sambil matanya melotot mendengar cerita Arjun. 
Maya yang belum tau banyak tentang dunia ghoib,seakan - akan tidak percaya adanya siluman ular. 
"Iya Maya, beneran. Ratu Siluman ular itu namanya Dewi Rara. Dia cantik tapi emosian. Yahh..namanya juga siluman yah. " Kata Arjun.
"Ngebayangin aja aku gak bisa lho Arjun, bergidik rasanya kalo harus bayangin sosok ular. Dimana cantiknya? " Kata Maya dengan polosnya. 
"Sttt... " Arjun menyuruh untuk diam.
Dia mengambil ranting dan menajamkannya. Dia membidik sesuatu. Sepertinya Hewan. Tapi untuk apa? dia lagi gak berburu. 
Maya yang gak tau apa apa hanya bisa nurut saja.
Tiba tiba terdengar suara krasak krasak krasak. 
Ternyata suara itu terdengar selepas Arjun melemparkan ranting tajam tadi. 
"Apa itu Arjun?". Tanya Maya sembari memasang raut wajah ketakutan dan tanpa sengaja dia memegangi baju Arjun . 
Maya bersembunyi dibelakang badan Arjun 
Arjun berbalik badan dan berkata "Tenang Maya, sudah aku bereskan kok. Udah ya, jangan takut lagi. Ada aku disini" 
"Iya tapi tadi itu apa?" Tanya Maya mendesak. 
" Tadi itu Harimau. Tadi udah aku usir. " jawab Arjun.
"Memangnya Harimau itu tau kalau kamu ngusir dia? Kan bisa aja Harimau itu malah ngamuk dan datengin kamu trus dimakan lah kamu sama dia" ujar Maya.
Arjun tertawa gagah. "Ha ha ha . Sini aku jelasin" 
Arjun membawa Maya ke dekat aliran air yang kecil. Hanya air yang melewati undak undakan bebatuan yang menyerupai air terjun . Mereka duduk dan Melanjutkan pembicaraan mereka. 
"Jadi,saat aku sedang menajamkan ranting, aku mengucapakan sebuah mantra penakluk hewan liar yang diturunkan oleh kakekku dahulu. Setelah selesai ,akupun langsung mengarahkan ranting tadi ke depan pandangan si Harimau. Harimau disini sudah paham trik seperti ini. Mereka juga punya insting yang kuat Maya. Mereka akan enggan melawan orang yang mereka segani. Mereka akan melawan jika orang itu menggangunya. " Ujar Arjun menjelaskan. 
"Mereka akan merasa terganggu kalau mereka diapain Arjun? Bukankah tindakanmu tadi juga mengganggu keberadaan mereka. Apakah mereka tidak merasa terancam oleh ranting tajam mu itu?"tanya Maya.
Arjun kembali tertawa gagah
"Ha ha ha. Tadi kan aku udah bilang , kalau mereka tuh udah mengenali trik lemparan ku tadi. Dan mereka segan pada si pelempar ranting. Mereka akan sangat murka jika ad yang melukai tubuhnya ataupun tubuh kerabat mereka. " Jelas Arjun. 
Tutur kata Arjun begitu lembut. Dan tertawa Arjun yang gagah membuat Maya terpesona untuk kesekian kalinya. 
"Dulu waktu aku kecil, aku sering mempelajari teknik teknik melindungi diri dari hewan buas bersama kakek di hutan-hutan ini . Salah satunya lemparan ranting tajam tadi May. Pernah suatu hari, lemparan ku meleset dan menggores ekor monyet besar. Monyet itu marah kemudian menyerang ku. Akupun berkelahi dengan monyet itu . Dengan memakai ranting panjang , aku memukul mukul badan monyet itu sampai lecet. Badan ku pun banyak cakaran cakaran kukunya si monyet itu. Beruntung kakek segera datang dan melerai kami. Saat itu kakek hanya bilang " ehem,udah sana pergi atau ..." Udah gitu doang. 
Dalam hati aku begumam 'wah kakek aku hebat. Cuma dehem doang dan menyuruh pergi, monyet itu pun pergi'. 
Sejak saat itu aku ingin hebat seperti kakek". Tutur Arjun.
"Wahhh... Berarti kakek kamu orang hebat ya Arjun ." Ucap Maya.
"Iya. Menurutmu apakah tadi aku sudah bisa dibilang hebat seperti kakek ku belum Maya?" Tanya Arjun.
" Belum. Kamu belum bisa menaklukan ku" jawab Maya sambil berkacak pinggang. 
"Memangnya kamu itu salah satu hewan liar di hutan ini?". Seloroh Arjun sambil tertawa terbahak bahak.
Mereka berdua pun tertawa terbahak bahak di tengah hutan larangan . Mereka lupa sedang berada dimana mereka sekarang. 
Suara tertawa Arjun dan Maya mengusik Ratu siluman ular . Siluman ular itu pun keluar dari sarangnya dan mendekati Arjun.
Siluman itu mendekati dua insan yang sedang tertawa bahagia dengan wujud ular besar bermahkota. 
Maya yang takut akan ular mendadak gemetar. Bahkan untuk beringsut dan berlindung ke Arjun pun ia tak mampu. 

Arjun tampak tenang saja melihat ular itu. Arjun hanya mengkhawatirkan keadaan Maya yang mendadak pucat pasi melihat siluman ular itu. Arjun mendekati Maya dan menenangkannya. 
"Tidak apa-apa Maya, aku kenal ular itu. Dia temanku. Kamu tenanglah, aku akan menjagamu" Arjun menenangkan Maya. 
"Ta .. tapi aku ta ..takut u..lar Arjun. "Ucap Maya terbata bata.

Arjun mendekati ular itu dan duduk bersila di depannya. 
" Ratu, bagaimana keadaanmu sekarang. Apa kau baik baik saja? "
Ratu ular itu menjawab, " aku baik baik saja Arjun".
"Aku sedang memperkenalkan hutan ini kepada temanku. Aku juga berniat hendak menjengukmu di goa. Namun ternyata temanku takut ular. Jadi aku berusaha mengulur waktu"

Ular itu hanya diam saja mendengarkan Arjun berbicara. Setelah Arjun selesai berbicara, ular besar itu menghampiri Maya dan mengitarinya. 

Maya yang memang takut sosok ular dan sudah gemetar sedari tadi, tahu kalau dirinya di dekati ular, langsung pingsan lah Maya saat itu. 

Arjun memangil ular besar itu " Ratu, bukankah saya telah memberitahu Ratu kalau temanku ini takut akan sosok ular. Lebih baik kamu berubah wujud saja "

Ular besar itu pun berubah wujud menjadi Ratu yang sangat cantik dengan pakaian khas ratu jaman dulu beserta mahkotanya. 
Ratu itu berkata " aku sedikit terganggu atas suara tertawamu itu Arjun. Apalagi ada suara tertawa wanita bersamaan dengan suaramu. Apakah itu kekasihmu?pikirku. Aku merasa terganggu dengan pikiranku,maka aku keluar dan mendekati kalian . "
"Dia hanya temanku Ratu, dia baru datang kemaren ke desaku. Dia membeli Rumah tua kami. "
"Aku akan sangat marah jika ternyata dia adalah kekasihmu Arjun!" Tegas sang ratu ular 
"Kamu kenapa sih Ratu, sudah berkali kali aku bilang padamu. Kita ini beda , aku gak mau. Kita cukup jadi teman saja. Jika kau memaksakan kehendakmu, bukan kebahagiaan yang kamu dapatkan Ratu, hanya amarah dan kekecewaan yang akan menyiksa perasaanmu sendiri". Ucap Arjun.

Ratu ular itu terdiam . "Aku mencintaimu Arjun, salahku dimana? ". Tutur Ratu ular tersebut. 
" Perasaan cinta memang tidak bisa di tolak, tapi setidaknya kamu bisa mengendalikannya. Jika kamu memaksa aku untuk hidup berdua denganmu, itu artinya kamu tidak menyayangiku. Kamu egois ". Ucap Arjun.

Netra Ratu itu mengembun. Menahan perasaanya pada Arjun yang membuncah.
Ratu itu meraih tangan Arjun dan berkata " aku tidak akan memaksamu Arjun. Aku mencintaimu dengan caraku. Tapi aku juga mempunyai perasaan dan emosi yang kadang tidak bisa aku kendalikan. "



0 Comments

Dapatkan Update Pilihan dan Terbaru Setiap hari dari Ratna Susanti. Temukan kami di Google News, caranya klik DI SINI

© Copyright 2024 - Dwi Ratna Susanti All Right Reserved