Iklan

Trending Today

Saat Tak Bersamamu

Ilustrasi

Drrttt… drrttt… drrttt… Marsya langsung nyamperin kasur, nyari suara HP yang bergetar. Pas dapet, matanya langsung melotot liat pesan WhatsApp dari HP-nya.

"Gawat-gawat, aduh ini gimana ya?" gumamnya panik sambil ngatur bantal dan guling yang berserakan.

Tanpa buang-buang waktu, dia langsung ke kamar mandi, cuman cuci muka dan sikat gigi, tanpa mandi dan sisir rambut ikalnya yang cuma di kuncir asal, terus langsung ambil tas slim bag dan lari ke luar buat ke bagasi mobil. Dia nyetir dengan tergesa-gesa. Dalam 15 menit dia udah nyampe di tempat tujuan. Bandara Juanda.

Dia muter-muter tanpa arah, ngikutin matanya yang cari sosok tertentu, dengan tangan gemetar dan keringat dingin di pelipisnya.

"Akbar!!!" dia teriak panggil sosok cowok yang lagi jalan di depannya, sambil megang koper mini. Cowok itu langsung liat ke belakang, dan Marsya langsung lari peluk dia. Cowoknya balas pelukan.

"Aku percaya, pasti kamu nggak bakal telat," kata Akbar mantap sambil liat jam tangannya yang nunjukin jam 9 dan 11. Marsya masih nangis di pelukannya.

"Ternyata kamu bener-bener mau pergi, kenapa nggak nungguin aku sebentar lagi?" tanya Marsya sambil mata berkaca-kaca.

"Maaf, aku udah mantap. Aku cuma mau liat kamu bahagia. Lagian aku nggak lama, pasti balik lagi setelah masalah di perusahaan ayahku kelar," jawab Akbar pelan sambil masih peluk Marsya.

"Inget, tetep semangat dan raih impianmu, karena kesuksesanmu ada di genggamanmu. Dan inget, aku bakal balik lagi buat ketemu kamu," kata Akbar meyakinkan Marsya sambil liat mata Marsya yang masih berkaca-kaca.

"Tapi kamu jangan lupa kabarin aku terus ya, di mana aja dan kapan aja," Marsya ngambek.
"Iya, iya. Pokoknya selama kamu nggak ninggalin aku, aku pasti kabarin," balas Akbar sambil senyum. Lesung pipitnya keliatan banget. Marsya senyum balik.

Nggak lama kemudian pesawat mau lepas landas, Akbar pamit dan cium kening Marsya. Terpisah mereka di tengah keramaian.

Waktu cepet banget berlalu. Udah dua tahun Marsya dan Akbar komunikasi terus lewat WhatsApp dan video call. Gak ada satu aktivitas pun yang Akbar lewatin tanpa laporan ke Marsya. Marsya juga sama, hari-harinya di kampus cuma belajar dan nemenin temen-temennya. Meskipun ada cowok-cowok yang deketin dan ada yang nyatain cinta, dia tolak dengan halus dan tetep setia sama cintanya ke Akbar yang masih di kota besar. Marsya mikir mereka cuma obsesi aja, karena di kampus dia terkenal sebagai Dewi Kampus dan wajahnya sering muncul di majalah kampus.

Setelah kuliah, Marsya liat HP-nya yang udah ditinggal. Ada empat pesan WhatsApp masuk, pastinya dari pacarnya yang punya senyum manis itu.

"Satu bulan lagi wisuda ya?" Marsya baca salah satu pesannya.
"Kapan kamu pulang? Bulan lalu katanya, tapi sampe sekarang nggak balik juga?" balas Marsya.
"Tunggu sebentar lagi, pasti bakal balik," balas Akbar.
Marsya cuma balas emoticon senyum. Terus masukin HP-nya ke saku tas ransel.

Waktu terus berjalan dan hari udah berganti. Marsya udah lulus dan jadi mahasiswa cumlaude.

"Marsya cepetan, nanti kita telat," manggil mama Marsya yang udah siap ke acara Wisuda Marsya pake kebaya elegan.
"Iya ma, bentar lagi selesai," jawab Marsya keras dari kamar di lantai dua.

Di samping itu, Marsya cemas soal Akbar yang sejak semalem nggak bisa dihubungin sama sekali, HP-nya juga mati total. Dia udah hubungin orangtuanya Akbar dan mereka bilang Akbar masih sibuk sama bisnisnya. Sekarang Marsya cuma bisa mikir positif, semoga pacarnya baik-baik aja di sana.

Marsya keluar kamar dan turun tangga dengan anggun. Dia keliatan cantik banget pake kebaya kuning dengan rambut disanggul ala artis Korea dengan beberapa helai rambut yang tergerai di samping kiri dan kanan pelipisnya.

Setelah acara wisuda selesai, foto bareng dan ketemu keluarga udah dimulai. Marsya lagi foto bareng temen-temennya dengan gaya masing-masing. Dia nggak peduli temen-temennya pada heran liat cowok yang jalan ke arah mereka pake jas warna navy, hem bergaris-garis, jam tangan di pergelangan tangannya, dan sepatu casual kayak pangeran berkuda putih yang mau jemput putrinya. Senyumnya lesung pipit itu cuma buat Marsya.

Tiba-tiba Marsya liat itu cowok yang temen-temennya nengok. Dia sadar itu Akbar yang udah lama dia rindu dan tungguin. Tanpa basa-basi Marsya langsung peluk dia dan Akbar langsung balas pelukan itu.

"Belom terlambat kan?" tanya Akbar setelah lepas pelukan, trus kasih buket bunga tulip pink.
"Kenapa nggak ada kabar? Kenapa nggak balas pesan? Kenapa nggak bilang kalo udah pulang?" Marsya numpuk banyak pertanyaan tanpa ngasih jawaban.
"Surprise..." jawab Akbar sambil senyum liat Marsya yang udah mulai nangis.

Akbar yang lagi kasih bunga langsung keluarin sesuatu dari saku cel

ananya. Marsya kaget liat kotak kecil yang diambil dari saku celana Akbar. Akbar buka kotaknya yang berisi cincin, terus pasangin di jari manis Marsya.

Marsya kaget dan terharu sampe nggak bisa tahan lagi air matanya yang udah mulai tumpah. Akbar peluk dia lagi sambil ngusap air matanya, terus bawa dia ke pelukan lagi sambil bilang, "Mulai detik ini cuma aku yang bakal bikin kamu senyum dan nangis, sampe kapanpun dan di mana pun." Akbar bilang lembut sambil pererat pelukannya.

Marsya yang lagi terpaku di pelukan Akbar ngerasa lagi paling bahagia dalam hidupnya. Dia pikir, cinta dan kesetiaan itu teruji kalo jarak dan waktu yang memisahkan, cuma kepercayaan yang bisa jaga hubungan mereka dan pada akhirnya mereka bisa balik lagi ke pelukan yang semestinya.

TAMAT

0 Comments

Dapatkan Update Pilihan dan Terbaru Setiap hari dari Ratna Susanti. Temukan kami di Google News, caranya klik DI SINI

© Copyright 2024 - Dwi Ratna Susanti All Right Reserved