Iklan

Trending Today

Hati Yang di Takdirkan

Ilustrasi

Di dalam kamar, aku mengamati langit malam lewat jendela. Suasana tenang, angin sepoi-sepoi bermain lembut, menciptakan ketenangan. Dalam renungan, aku menghadapi kenyataan hidup yang sulit.

Dalam hati, aku merenung, "Kenapa kehidupanku selalu begini?" Kenapa harus menghadapi kisah yang menyedihkan seperti ini?" Aku lahir tanpa orangtua karena mereka bercerai saat aku dilahirkan, dan mereka tidak mau merawatku. Aku diasuh oleh nenek yang kini sudah meninggal. Keberadaan orangtuaku tak diketahui, dan keinginan untuk melihat mereka sepertinya tak akan terwujud.

Meskipun demikian, sebagai anak yang tangguh, aku hidup tanpa dukungan orangtua, tinggal sendirian di rumah kecil yang ditinggalkan nenekku. Dengan kekuatan dan tekad yang kuat, aku mengatasi segala rintangan. Aku menyimpan harapan untuk menemukan kebahagiaan dan kehangatan dalam perjalanan hidupku. Maafkan Aku Yang Mencintainya

Keesokan harinya, matahari muncul di ufuk timur. Aku bersiap untuk bersekolah dan di sana, sahabat-sahabatku, Clara dan Sania, menyambutku dengan senyuman hangat. Bersyukur memiliki sahabat yang tak memandang latar belakang atau perbedaan di antara kami.

Suasana sekolah dipenuhi riuh rendah siswa-siswi yang ceria. Beberapa bergosip, ada yang menuju kantin, dan guru-guru siap memulai kegiatan belajar mengajar.

Di tengah kegiatan, mataku bertemu dengan cowok bernama Zaiden yang berdiri di kejauhan. Tinggi, gagah, kulit sehat, postur tubuhnya menarik perhatian. Meskipun belum pernah berkenalan, tiba-tiba dia menghampiri dan memberiku cokelat, mengungkapkan perasaannya yang lebih dari sekadar teman.

Dia menyampaikan, "Setiap kali melihatmu, hatiku berdesir. Ada perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan." Meskipun terkejut, aku merasakan getaran positif. Zaiden mengajakku untuk menonton pertandingan basket, dan dari situlah perasaan antara kami mulai tumbuh.

Keesokan harinya, langit cerah saat aku menonton pertandingan basket yang dimenangkan oleh tim Zaiden. Dia menghampiriku dan membawa ke taman, menyatakan perasaannya. Dengan tulus, Zaiden menyatakan cintanya dan mengajakku menjalani hubungan lebih dekat.

Meskipun awalnya bimbang, aku menerima tawarannya. Hubungan kami berkembang, meski dihadang cemoohan teman-temannya yang tak suka melihatnya bersama cewek dari keluarga broken home. Meski begitu, Zaiden tetap teguh pada perasaannya.

Setelah lulus, kami memutuskan untuk menikah. Orangtua Zaiden mendukung hubungan kami, dan bersama-sama, kami membangun hidup dan melanjutkan kuliah. Kisah ini mengajarkan bahwa cinta sejati bisa mengatasi segala rintangan, bahkan ketika dunia terasa begitu berbeda. Ini menjadi bukti bahwa harapan dan optimisme membawa kebahagiaan dalam hidup, meskipun di tengah kesulitan.

0 Comments

Dapatkan Update Pilihan dan Terbaru Setiap hari dari Ratna Susanti. Temukan kami di Google News, caranya klik DI SINI

© Copyright 2024 - Dwi Ratna Susanti All Right Reserved