Iklan

Trending Today

Love Journey Part 9 : Masa Lalu yang Menghantui

Ilustrasi drama percintaan bowo dan ratna

Keharmonisan rumah tangga Bowo dan Ratna terus tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, berbagi tawa, canda, dan kasih sayang. Keluarga mereka semakin kokoh, dan anak mereka tumbuh menjadi anak yang bijak dan berbakat.

Namun, takdir memiliki cara untuk menguji kekuatan hubungan mereka sekali lagi. Suatu hari, ketika Bowo sedang bekerja di kantor dan anak mereka berada di sekolah, Ratna menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal di ponselnya. Pesan itu singkat, tetapi mengandung kata-kata yang membuatnya takut dan bingung.

"Pernahkah kamu berpikir tentang masa lalu, Ratna? Tentang semua kenangan yang kita miliki bersama?"

Hatinya berdebar kencang saat dia membaca pesan itu. Dia tahu betul siapa yang mengirim pesan ini: Bambang, orang yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya yang rumit. 

Ratna mencoba untuk mengabaikan pesan itu dan menghapusnya, tetapi bayangan masa lalu dengan Bambang mulai menghantui pikirannya. Dia merasa seolah-olah tidak bisa menghindar dari kenangan-kenangan yang telah lama dia kubur.

Malam itu, ketika Bowo pulang dari kantor, dia melihat istri tercintanya duduk di ruang tamu dengan ekspresi cemas di wajahnya. Dia segera mendekatinya dan duduk di sampingnya.

"Ada yang salah, Sayang?" tanyanya dengan penuh perhatian.

Ratna menatap Bowo dengan mata yang penuh kebingungan dan kekhawatiran. "Yank, aku mendapatkan pesan dari seseorang hari ini."

Bowo merasa ketakutan di dalam dirinya saat dia mendengar kata-kata itu. "Dari siapa? Apa yang pesannya?"

Ratna menghela nafas dalam-dalam sebelum berbicara, "Ini dari Bambang, Yank. Dia mengatakan sesuatu tentang masa lalu kita."

Bowo merasa seolah-olah dunianya runtuh. Bambang adalah sumber konflik dalam hubungan mereka pada masa lalu, dan sejak mereka memutuskan untuk bersama-sama, mereka berdua telah berusaha keras untuk mengabaikan kenangan itu. Sekarang, kenangan itu kembali menghantui mereka.

Mereka berdua duduk berdampingan, memandang jauh ke luar jendela, merenungkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Bowo akhirnya memberanikan diri untuk berbicara. "Sayang, apa yang kita lakukan dengan pesan ini?"

Ratna menggenggam tangan Suaminya dengan lembut. "Aku tidak tahu, Yank. Tapi pesan ini membuatku merasa cemas dan bingung. Aku takut semua itu akan kembali menghantui kita."

Bowo menatap istrinya dengan penuh kasih sayang. "Kita telah melewati begitu banyak bersama, Yank. Masa lalu adalah bagian dari kita, tetapi sekarang kita memiliki masa depan bersama dan anak kita."

Ratna mengangguk, tetapi masih terlihat khawatir. "Tapi apa yang harus kita lakukan dengan pesan ini? Apakah kita harus menghubungi Bambang?"

Bowo merenung sejenak sebelum menjawab, "Mungkin yang terbaik adalah kita bicara terbuka satu sama lain. Kita harus saling mendukung dalam menghadapi masa lalu ini, dan tidak biarkan itu menghancurkan apa yang telah kita bangun bersama-sama."

Ratna merasa lega mendengar kata-kata itu. Dia tahu bahwa mereka harus menghadapi masa lalu mereka, bukan melarikan diri darinya. "Aku setuju, Yank. Kita akan menghadapinya bersama-sama."

Mereka berdua merangkul satu sama lain dengan erat, merasa lebih kuat dalam cinta dan dukungan mereka satu sama lain. Mereka tahu bahwa meskipun masa lalu mereka mungkin akan selalu menghantui mereka, mereka memiliki satu sama lain untuk mengatasi setiap rintangan yang datang.

Pagi menyingsing dengan sinar matahari yang lembut menyusup masuk melalui jendela kamar tidur. Saat Ratna membuka matanya, dia merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang luar biasa mengisi hatinya. Malam sebelumnya, dia dan suaminya, telah berbicara terbuka tentang pesan dari Bambang dan perasaan mereka tentang masa lalu yang mengganggu itu.

Mereka telah duduk bersama di ruang tamu hingga larut malam, berbicara dengan jujur satu sama lain. Mereka telah mengenang kenangan-kenangan mereka bersama dan mengungkapkan ketakutan, keraguan, dan kekhawatiran mereka tentang masa lalu. Dan pada akhirnya, mereka telah memutuskan untuk bersama-sama menghadapi masa lalu mereka, bukan menyembunyikannya.

Ratna merasa seperti beban besar telah diangkat dari bahunya. Mereka berdua telah memilih untuk mempercayai satu sama lain dan memprioritaskan masa depan bersama mereka. Keputusan ini menghadirkan perasaan kedamaian yang luar biasa.

Saat Ratna berbaring di samping suaminya yang masih tidur, dia merenung tentang malam yang mereka lalui bersama. Dia merasa terberkati memiliki seorang suami yang begitu peduli, pengertian, dan kuat dalam menghadapi masa lalu mereka. Dia tahu bahwa suaminya adalah orang yang akan selalu berada di sisinya, bahkan dalam saat-saat yang sulit.

Bowo perlahan-lahan terbangun dan tersenyum saat melihat istrinya yang cantik itu di sampingnya. "Pagi, Sayang," sapanya dengan suara lembut.

Ratna tersenyum penuh kasih sayang. "Pagi, Juga sayang."

Mereka berdua berpelukan dengan erat, merasakan cinta dan keintiman yang tumbuh di antara mereka setelah malam yang mereka lalui bersama. Mereka tahu bahwa mereka telah melewati ujian lain dalam hubungan mereka dan keluar darinya lebih kuat.

Bowo mencium kening Ratna dengan lembut. 
"Aku bersyukur memiliki kamu dalam hidupku, Sayang."

Ratna membalas ciumannya dengan lembut. 
"Sama, Yank. Kita bisa melewati apa pun selama kita bersama."

Mereka berdua bangun dan bersiap untuk memulai hari mereka bersama-sama. Setelah sarapan pagi yang lezat, mereka memutuskan untuk pergi ke Alun-Alun Kidul Jogja, tempat yang telah menjadi saksi banyak momen berharga dalam hubungan mereka.

Saat mereka berjalan di taman, tangan mereka saling tergenggam erat. Matahari yang bersinar cerah dan langit yang biru memberikan perasaan kehangatan dan kebahagiaan. Mereka berbicara tentang rencana masa depan mereka dan semua hal yang ingin mereka capai bersama.

"Kita punya banyak impian, Sayang," kata suaminya sambil tersenyum.

Ratna mengangguk setuju. "Iya, Sayang. Dan aku tahu kita bisa mencapainya bersama-sama."

Mereka berdua berhenti di bawah pohon besar di taman, duduk berdampingan, dan merenung tentang perjalanan cinta mereka. Mereka mengingat momen pertama mereka bertemu di sini dan segala hal yang telah mereka alami bersama.

"Saat-saat seperti ini membuatku merasa begitu beruntung," kata Istrinya dengan lembut. 
"Kita telah melewati banyak ujian dalam hubungan kita, tetapi setiap kali kita keluar darinya lebih kuat dan lebih bersatu."

Bowo pun setuju, "Iya, Sayang. Cinta kita adalah cinta yang tulus dan kuat. Kita telah belajar untuk saling mendukung, berbicara dengan jujur, dan tidak pernah menyerah satu sama lain."

Mereka merangkul satu sama lain dan melanjutkan perjalanan mereka di taman, merasa bersyukur atas hubungan yang telah mereka bangun bersama. Keharmonisan rumah tangga mereka semakin kuat, dan mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa menghancurkan apa yang mereka miliki.

Ketika mereka kembali ke rumah, mereka merasa lebih dekat satu sama lain daripada sebelumnya. Malam itu, saat mereka berdua berbaring di tempat tidur, mereka merasakan perasaan cinta dan kebahagiaan yang mendalam.

Ratna meraih tangan suaminya dan menatap mata suaminya dengan lembut. 
"Aku mencintaimu, Sayang."

Bowo tersenyum dan mencium bibir istrinya dengan lembut. 
"Aku juga mencintaimu, Sayang. Kita adalah pasangan yang tak terpisahkan."

Mereka berdua merasakan kedamaian dan kebahagiaan dalam pelukan satu sama lain, tahu bahwa mereka telah melewati ujian yang sulit dan keluar darinya lebih kuat. Bersama-sama, mereka memiliki cinta yang tulus dan tak tergoyahkan yang akan membawa mereka melalui semua rintangan dalam hidup mereka. TO BE CONTINUE

0 Comments

Dapatkan Update Pilihan dan Terbaru Setiap hari dari Ratna Susanti. Temukan kami di Google News, caranya klik DI SINI

© Copyright 2024 - Dwi Ratna Susanti All Right Reserved