WANITA SIMPANAN PEMUDA KAYA RAYA TERNYATA ISTRI ORANG Part 9
PENGACARA ITU…
Sesampainya di kantor, banyak rekan rekannya yang
menyapanya. Yah… tempat itu bukan tempat asing baginya, jadi dia hanya perlu
saling sapa dan menemui pihak terkait untuk memberikan berkasnya. Tidak seperti
orang biasa yang mendaftar dengan cara mengantri dan menunggu beberapa hari
untuk mendapatkan surat panggilan.
Tak perlu menunggu beberapa hari untuk mendapakan
surat panggilan sidang. Hari itu juga pengacara itu mendapatkan suarat
panggilan sidang pertama. Kemudian pengacara akan menemui brian dan sri di
resto.
Sang pengacara melaju mobilnya cukup pelan, dia tidak
terburu buru. Sambil mengingat ingat, seprtinya dia ingat Ketika sedang berada
di sebuah setasiun. Kala itu dia sedang galau kemudian pandangannya tertuju
pada seorang ibu dan anak yang sedang bercanda. Sepertinya seru sekali hidup
mereka seakan tanpa beban. Dia pun menghampirinya, menyapanya dan akhirnya ikut
bercanda Bersama anak Bernama rio itu. Ketika anak itu senyum, seakan akan
dunia ini menjadi terang. Seketika galaunya hilang. Tak hanya bercanda dengan
rio, dia juga bercanda dengan sri. Setelah mereka selesai bercanda Dia mengajak
sri dan rio makan Bersama. Dan mereka pun berkenalan satu sama lain.
“mba, anakmu ini sungguh luar biasa yah. Dia masih
kecil tapi pintar berkomunikasi dengan orang lain. Apalagi orangnya baru
dikenal ,dia bisa langsung akrab yah. Kan ada anak yang takut dengan orang yang
baru dikenalnya.namanya siapa mba?” tanya sang pengacara kepaa sri.
Kemudian sri menjawab dengan nadanya yang santai nan
lembut. “Namanya rio mas, dan kenalin nama saya Sri” sri mengulurkan tangannya
dan dia pun menjabat tangan sri sambil menyebutkan sebuah nama “ wayan, I Gede
Wayan. Tapi biasa dipanggil iyan.”
“wah…berarti saya salah manggil yah, harusnya saya
manggilnya bli… maaf ya bli.” Kata sri
“ohh no problem mba, aku malah seneng dipanggil mas. Aku
udah biasa juga kok dipanggil mas, udah nyaman jadi orang jawa kayaknya aku ini”
jawab iyan.
Pertemuan mereka hanya sampai di makan Bersama saja. Sambil
mengingat kenangan itu iyan hanya bisa senyum senyum sepanjang jalan. Rasanya
ingi sekali membicarakan kenangan tersebut Bersama sri. Ingin mengulang kebahagiaan yang sempat hadir
sesaat di hidup iyan. Tapi… keadaan mempertemukan mereka di saat yang tidak
tepat. Iya, sri memang sedang proses cerai, namun kini dia sudah ada
pendampingnya. “ jika aku memperjuangkan sri kayaknya gak mungkin banget, brian
ganteng, masih muda, kaya raya, baik sopan. Rasanya gak mungkin sri mau
denganku. Aaarrrgghhhh…. Apaan si aku ini. Mikirnya aneh aneh. “ racau iyan
dalam hati.
Akhirnya pengacara itu sampai di restonya brian. Sang
pengacara menghela napas Panjang untuk menenangkan pikirannya. Focus pada
kerjaanya sebagai pengacara. Sang pengacara melangkah masuk, rupanya brian dan
sri sudah menyiapkan tempat untuk sang pengacara. Mereka langsung menyambutnya
dengan hangat dan mempersilahkan pengacara itu untuk duduk. Sang pengacara
sedang mencuri pandang. Dia melihat sri dan bergumam dalam hati “cantik”
“ bagaimana pak?” tanya brian to the point.
“ lancar pak. Ini saya bawa berkasnya, ibu sri tinggal
tanda tangan saja. Sebenernya ini surat panggilan sidang pertama. Tapi karena
bapak dan ibu mau saya yang mengurus, jadi bapak dan ibu tinggal terima beres
saja. Tidak perlu datang ke kantr pengadilan. “ kata sang pengacara
“ lalu setelah ini proses apa lagi pak? “ tanya sri.
“ ibu nanti tanda tangan di berkas selanjutnya . nanti
saya kabari lagi. Pokoknya tenang aja. Semua pasti beres di tangan iyan. “ ucap
sang pengacara sambil bercanda.
“ kok Namanya mirip mirip dengan aa brian yah.hehehe”
canda sri
“ nama asli ku I Gede Wayan.’
“ waowww… bapak orang bali yah? “Tanya brian
“iya.” Jawab sang pengacara
Sang pengacara lagi lagi memperhatikan sri. Sepertinya
sri tidak mengingatku. Dia tampak biasa biasa saja. Andai dia mengingatku. Akh,
lebih baik aku tanyakan saja langsung pada sri.
“ bu Sri, sepertinya kita pernah ketemu sebelumnya?
Apa ibu sri ingat? Di stasiun. “ akhirnya sang pengacara membuka obrolan itu di
depan brian dan Sri.
“ emmm…bentar,
iya sepertinya saya pernah ngobrl dengan orang bali waktu itu. Dia suka
sama rio a waktu itu. Dia becanda sama rio dan mengajak kami makan siang. “
jawab Sri namun sambil menatap brian dan memegang lengan brian. Seolah Sri
tidak mau Brian marah.
“ jadi itu bapak?” tanya sri kepada sang pengacara
“ iya… aku juga baru ngeh tadi saat aku buka buka
berkas dan liat foto ibu. Oh iya… apakabar Rio? Apa dia disini? “ tanya sang
pengacara.
“ dia di sini tapi di rumah Bersama pengasuhnya” jawab
sri.
“ mau gak kalau kapan kapan kalian mampir ke rumahku
makan malam ? bawa rio yah. Aku kangen.” Tanya sang pengacara kepada sri dan
brian?
“ maksudnya aku, brian dan rio? “ tanya sri
“ iya.” Jawab sang pengacara
Brian merasa agak cemburu , akhirnya brian menjawab.
“ kami tidak janji ya pak. Bapak tau sendiri ,kami sangat
sibuk disini dan waktu malam kami gunankan untuk istirahat” nada brian agak
sedikit tegas.
“ oh gapapa pak, kalo bapak gak bisa. Saya tidak
memaksa. Tapi jika nanti ada waktu luang , kita makan Bersama ya pak brian? “
pinta sang pengacara
“ insya allah pak” jawab brian.
“ baiklah pak, karena saya ada urusan lagi, jadi saya
pamit undur diri pak. Ini berkas yang udah ibu sri tanda tangani aku bawa lagi
yah untuk mengurus berkas selanjutnya. Terimakasi atas jamuan hari ini pak
brian.” Ucap sang pengacara sambil menjabat tangan brian dan sri.
Sang pengacara melangkah keluar , brian dan sri
mengantarkan sang pengacara keluar dan mengucapkan hati hati dijalan.
Setelah sang pengacara masuk mobil brian dan sri
langsung masuk lagi kedalam resto.
Sang pengcara menghela napas Panjang. Akhirnya dia
bisa mencurahkan semua yang ada di pikirannya.
baca juga WANITA SIMPANAN PEMUDA KAYA RAYA Part 8
0 Comments