Iklan

Trending Today

Wanita Simpanan Pemuda Kaya Raya Ternyata Istri Orang Part 9

Ilustrasi

PENGACARA ITU…

Pengacara itu ternyata pernah mengenal sri sebelumnya. Namun sepertinya dia lupa tapi setelah pengacara itu membaca dokumen dokumen sri, dia tidak asing dengan nama sri.
Sebuah kenangan seakan terlintas namun masih membayang. Sang pengacara lantas menepis itu semua. Dia Kembali focus dengan pekerjaanya. Pengacara itu akan segera mengurus kasus sri hari ini juga. Sang pengacara akan mendafatarkan pengajuan terlebih dulu. Dia memberitau sri dan brian bahwa hari ini dia akan ke pengadilan agama untuk mulai menyerahkan berkas berkas itu guna mendaftar proses perceraian. Pengacara itu mulai menjalankan mobilnya menuju kantor pengadilan agama.
Sesampainya di kantor, banyak rekan rekannya yang menyapanya. Yah… tempat itu bukan tempat asing baginya, jadi dia hanya perlu saling sapa dan menemui pihak terkait untuk memberikan berkasnya. Tidak seperti orang biasa yang mendaftar dengan cara mengantri dan menunggu beberapa hari untuk mendapatkan surat panggilan.

Tak perlu menunggu beberapa hari untuk mendapakan surat panggilan sidang. Hari itu juga pengacara itu mendapatkan suarat panggilan sidang pertama. Kemudian pengacara akan menemui brian dan sri di resto.

Sang pengacara melaju mobilnya cukup pelan, dia tidak terburu buru. Sambil mengingat ingat, seprtinya dia ingat Ketika sedang berada di sebuah setasiun. Kala itu dia sedang galau kemudian pandangannya tertuju pada seorang ibu dan anak yang sedang bercanda. Sepertinya seru sekali hidup mereka seakan tanpa beban. Dia pun menghampirinya, menyapanya dan akhirnya ikut bercanda Bersama anak Bernama rio itu. Ketika anak itu senyum, seakan akan dunia ini menjadi terang. Seketika galaunya hilang. Tak hanya bercanda dengan rio, dia juga bercanda dengan sri. Setelah mereka selesai bercanda Dia mengajak sri dan rio makan Bersama. Dan mereka pun berkenalan satu sama lain.

“mba, anakmu ini sungguh luar biasa yah. Dia masih kecil tapi pintar berkomunikasi dengan orang lain. Apalagi orangnya baru dikenal ,dia bisa langsung akrab yah. Kan ada anak yang takut dengan orang yang baru dikenalnya.namanya siapa mba?” tanya sang pengacara kepaa sri.

Kemudian sri menjawab dengan nadanya yang santai nan lembut. “Namanya rio mas, dan kenalin nama saya Sri” sri mengulurkan tangannya dan dia pun menjabat tangan sri sambil menyebutkan sebuah nama “ wayan, I Gede Wayan. Tapi biasa dipanggil iyan.”

“wah…berarti saya salah manggil yah, harusnya saya manggilnya bli… maaf ya bli.” Kata sri

“ohh no problem mba, aku malah seneng dipanggil mas. Aku udah biasa juga kok dipanggil mas, udah nyaman jadi orang jawa kayaknya aku ini” jawab iyan.

Pertemuan mereka hanya sampai di makan Bersama saja. Sambil mengingat kenangan itu iyan hanya bisa senyum senyum sepanjang jalan. Rasanya ingi sekali membicarakan kenangan tersebut Bersama sri.  Ingin mengulang kebahagiaan yang sempat hadir sesaat di hidup iyan. Tapi… keadaan mempertemukan mereka di saat yang tidak tepat. Iya, sri memang sedang proses cerai, namun kini dia sudah ada pendampingnya. “ jika aku memperjuangkan sri kayaknya gak mungkin banget, brian ganteng, masih muda, kaya raya, baik sopan. Rasanya gak mungkin sri mau denganku. Aaarrrgghhhh…. Apaan si aku ini. Mikirnya aneh aneh. “ racau iyan dalam hati.

Akhirnya pengacara itu sampai di restonya brian. Sang pengacara menghela napas Panjang untuk menenangkan pikirannya. Focus pada kerjaanya sebagai pengacara. Sang pengacara melangkah masuk, rupanya brian dan sri sudah menyiapkan tempat untuk sang pengacara. Mereka langsung menyambutnya dengan hangat dan mempersilahkan pengacara itu untuk duduk. Sang pengacara sedang mencuri pandang. Dia melihat sri dan bergumam dalam hati “cantik”

“ bagaimana pak?” tanya brian to the point.

“ lancar pak. Ini saya bawa berkasnya, ibu sri tinggal tanda tangan saja. Sebenernya ini surat panggilan sidang pertama. Tapi karena bapak dan ibu mau saya yang mengurus, jadi bapak dan ibu tinggal terima beres saja. Tidak perlu datang ke kantr pengadilan. “ kata sang pengacara

“ lalu setelah ini proses apa lagi pak? “ tanya sri.

“ ibu nanti tanda tangan di berkas selanjutnya . nanti saya kabari lagi. Pokoknya tenang aja. Semua pasti beres di tangan iyan. “ ucap sang pengacara sambil bercanda.

“ kok Namanya mirip mirip dengan aa brian yah.hehehe” canda sri

“ nama asli ku I Gede Wayan.’

“ waowww… bapak orang bali yah? “Tanya brian

“iya.” Jawab sang pengacara

Sang pengacara lagi lagi memperhatikan sri. Sepertinya sri tidak mengingatku. Dia tampak biasa biasa saja. Andai dia mengingatku. Akh, lebih baik aku tanyakan saja langsung pada sri.

“ bu Sri, sepertinya kita pernah ketemu sebelumnya? Apa ibu sri ingat? Di stasiun. “ akhirnya sang pengacara membuka obrolan itu di depan brian dan Sri.

“ emmm…bentar,  iya sepertinya saya pernah ngobrl dengan orang bali waktu itu. Dia suka sama rio a waktu itu. Dia becanda sama rio dan mengajak kami makan siang. “ jawab Sri namun sambil menatap brian dan memegang lengan brian. Seolah Sri tidak mau Brian marah.

“ jadi itu bapak?” tanya sri kepada sang pengacara

“ iya… aku juga baru ngeh tadi saat aku buka buka berkas dan liat foto ibu. Oh iya… apakabar Rio? Apa dia disini? “ tanya sang pengacara.

“ dia di sini tapi di rumah Bersama pengasuhnya” jawab sri.

“ mau gak kalau kapan kapan kalian mampir ke rumahku makan malam ? bawa rio yah. Aku kangen.” Tanya sang pengacara kepada sri dan brian?

“ maksudnya aku, brian dan rio? “ tanya sri

“ iya.” Jawab sang pengacara

Brian merasa agak cemburu , akhirnya brian menjawab.

“ kami tidak janji ya pak. Bapak tau sendiri ,kami sangat sibuk disini dan waktu malam kami gunankan untuk istirahat” nada brian agak sedikit tegas.

“ oh gapapa pak, kalo bapak gak bisa. Saya tidak memaksa. Tapi jika nanti ada waktu luang , kita makan Bersama ya pak brian? “ pinta sang pengacara

“ insya allah pak” jawab brian.

“ baiklah pak, karena saya ada urusan lagi, jadi saya pamit undur diri pak. Ini berkas yang udah ibu sri tanda tangani aku bawa lagi yah untuk mengurus berkas selanjutnya. Terimakasi atas jamuan hari ini pak brian.” Ucap sang pengacara sambil menjabat tangan brian dan sri.

Sang pengacara melangkah keluar , brian dan sri mengantarkan sang pengacara keluar dan mengucapkan hati hati dijalan.

Setelah sang pengacara masuk mobil brian dan sri langsung masuk lagi kedalam resto.

Sang pengcara menghela napas Panjang. Akhirnya dia bisa mencurahkan semua yang ada di pikirannya.

0 Comments

Dapatkan Update Pilihan dan Terbaru Setiap hari dari Ratna Susanti. Temukan kami di Google News, caranya klik DI SINI

© Copyright 2024 - Dwi Ratna Susanti All Right Reserved