WANITA SIMPANAN PEMUDA KAYA RAYA TERNYATA ISTRI ORANG
SANG MERTUA DAN IBUNDA SRI JATUH SAKIT
Sri
dan Brian hampir selesai makan. Setelah selesai makan, mereka tidak lantas
langsung berangkat ke restaurant. Sebab mereka sedang menunggu Bu Ida. Hari ini
sepertinya Bu Ida agak terlambat sedikut. Mungkin karena kemarin kelehahn
menjaga Rio. Tak lama kemudian Bu ida datang. “Assalamualaikum,” Sapa bu Ida
kepada kedua nya. “wa’alaikum salam bu Ida, Bu ida hari ini gak papa kan? “
tanya Brian kepada Bu Ida .
“Engga
papa kok den” Jawab bu Ida. “Bu, aku titip Rio ya bu. Aku mau berangkat ke
resto sama Brian. Misal Bu ida gak sempet ngerjain kerjaan rumah, gak usah
dipikirin bu, nanti biar Sri yang beresin sepulang dari resto. “ Tenang aja
Sri, Pasti beres semuanya kok. “ jawab Bu Ida penuh percaya diri.
Brian
menggandeng tangan Sri. Rupanya mereka berdua sudah siap berangkat kerja. Rio
saat itu belum bangun tidur, jadi mereka berdua hanya berpamitan dengan Bu Ida
saja. Dalam hati pun bu Ida tersenyum kecut ,menggelengkasn kepalanya melihat
kemesraan dua insan tersebut. Banyak kata kata terlintas dibenak bu Ida , namun
ia hanya bisa menahannya.
Brian
dan Sri masuk ke mobil dan langsung meluncur ke resto. Di dalam mobil mereka
berdua saling bercanda mesra. Namun setelah sampai ke resto mereka sudah tidak
bisa mesra lagi karena jaga image di depan karyawan. Hari ini ada dua karyawan
yang ijin tidak masuk karena sedang sakit. Jadi Sri agak sedikit menghandel
kerjaaan karyawan yang tidak masuk.
Di
tengah kesibukannya di resto, Sri mengambil ponselnya dan mengirikan sebuah
pesan singkat ke ibundanya.
Sri:”
Assalamualaikum ibunda, apa kabar? Apa ibunda sehat sehat aja di rumah. “
Ibunda
Sri: “Walaikum salam ndo, kamu dimana?”
Sri:
“Sri di bandung bu. Sri sekarang udah kerja di Resto jadi manager”
Ibunda:
“Syukur alhamdulillah ya ndo. Baik baik kerjanya ya ndo. “
Sri:
“ Iya bu. Sri ada kabar tapi Ibunda jangan kaget dan jangan banyak pikiran yah.
“
Ibunda
: “Apa ndok? Bilang aja gapapa. “
Sri:
“Nanti aja ibu, soalnya Sri masih agak sibuk ini. Udah dulu ya bu, nanti
sambung lagi”
Saai
ini memang ibunda Sri masih sangat tenang karena mendengar bahwa Sri baik baik
saja dan juga sudah bekerja. Hari sudah senja, telefon berdering berkali kali.
Rupanya ponsel ibunda Sri berdering hampir 10 kali. Karena Ibundanya Sri sudah
cukup tenang mendengar kabar Sri, jadi ia tak selalu menatap ponselnya dan
membiarkan nya tergeletak. Akhirnya Ibundanya Sri menelefon balik.
Ibunda:
“Halo , ada apa ndok…? Kok telfon sampe 10 kali. Tadi ibu lagi dikebun nak,
jadi gak denger ponsel berdering. “
Sri:
“Bu, tadi siang kan Sri bilang kalo Sri ada kabar, tapi ibunda jangan terkjut
ya. “
Ibunda:
“ Kabar apa ndok..?
Sri:”
Sri mau ngurus Surat Cerai dengan Robi bu. Besok ada pengacara yang
mengurusnya. Karena Sri baru aja kerja, jadi Sri ga biusa ninggalin kerjaan
Sri. Makanya Sri sewa jasa pengacara untuk mengurus prosesnya. Nanti tolong
ambilkan berkas berkasnya di lemariu Sri ya Bu. “
Ibunda:
“ Hah….????. Selama ini ibu liat kalian biasa biasa aja. Selalu harmonis ga
pernah berantem kok tiba tiba begini? Gimana nanati dengan anak anak Sri??”
Sri:
“ Bu, Sri paham kalau ibunda terkejut. Selama ini Sri menutupi semua masalah
Sri dengan Robi. Sri gak mau kalian pusing mikirin permasalahan Sri.”
Ibunda:
“Sri . apa kamu yakin? Terus kalau Robi marah marah gimana? “
Sri
: “ Nanti biar Sri bicarain dengan Robi bu. Sri Cuma ngasih kabar ke ibunda
supaya ibunda gak kaget kalau ada pengacara dateng ke rumah ibu. Lagipula Robi
juga udah berkali kali nyuruh Sri buat ngurus Surat cerainya. Pokoknya Ibunda
tenang aja , ga usah kebanyakan pikiran, doain aja yang terbaik buat Sri.”
Ibunda:
“Gimana bisa ibu gak mikirin permasalahan ini Sri, kamu pikir ibunda gak
memikirkan semua anak anak ibunda? Kalian semua selalu ada di pikiran ibunda
ndok”
Sri:
“Maafin Sri bu. Tapi itu memang udah jalan yang Sri pilih. Ibunda jaga
Kesehatan yah bu, Sri mau lanjutin kerjaan Sri. Assalamu’alikum”
Ibunda:
“Wa’alaikum salam”
Setelah
Sri memberi kabar Ibundanya lewat telfon, Ia pun menelpon Robi .
Sri:
“ Assalamualikum, pah besok aku akan urus surat cerainya yah”
Robi:
“ Apa Sri??? Kamu serius??? Memangnya kamu gak bisa maafin aku yah. “
Sri:
“ Kamu pengen aku Bahagia gak sih pah? Kalo kamu pengen anak anak kamu Bahagia,
biarin aku Bahagia dong. Jangan kamu kekang mulu. Aku disuruh bertahan demi
egomu. Lagipula kalau ada yang lebih baik dari kamu, apa aku gak layak buat
dapetin itu semua? Inget… kamu kan udah ngucap itu berkali kali”
Robi:
“ Baiklah mah, kalo itu bisa membuatmu Bahagia, silahkan lanjutkan. Tapi jangan
putus komunikasi demi anak anak kita”
Sri:
“ Siap lakasanakan ,komandan. “
Robi
sebenernya marah. Dia mulai mencari akal untuk menyelidiki siapa lelaki yang
Bersama Sri sekarang. Robi mencari tau entah dengan cara apa, kemudian akhirnya
dia mendapatkan nomer kontak Brian. Robi mulai mencari akal agar bisa
menghubungi Brian tanpa ketahuan Sri. Akhirnya Robi membeli nomor baru khusus
untuk menghubungi Brian dan tanpa memberitahu identitas asli Robi. Awalnya Robi
berpura pura menjadi Saudaranya Sri.
Robi:”
Halo… Bisa bicara dengan Sri?”
Brian:
“ Halo.. maaf ini bukan nomor telfon Sri. Tapi disini memang ada yang Namanya
Sri. Anda siapa? “
Robi
: “ Maaf mas, saya saudaranya Sri
Pratama Wulandari. Perasaan aku meguhungi nomernya sri kok malah nyambungnya ke
mas yah. Apa mungkin dialihkan? Kalau boleh tau mas ini siapanya Sri? “
Brian:
“ Saya calon suaminya Sri Pratama Wulandari”
Robi:
“ Nama mas siapa, kalau boleh tau”
Brian.
: “ Nama saya Brian. Abang siapa Namanya , biar nanti saya sampaikan ke Sri. “
Robi:
“ Andre mas. Nama saya andre. “
Brian:
“ Baiklah biar nanti saya sampaikan ya bang. Kalau begitu pembicaraan kita
akhiri ya bang , karena aku masih banyak kerjaan. “
Robi.:
“ Tapi mas, Sri kan masih punya suami, Emang kamu belum tau yah?
Anaknya
aja 3 masih kecil kecil. Emang kamu mau sama orang seperti Sri yang gak setia
gitu? “
Brian
: “ Saya udah tau semua permasalahan Sri bang. Jadi abang jangan membuat buat
berita yang jelek tentang Sri. Dalam waktu dekat ini, proses cerainya akan
diselesaikan oleh pengacara kami. “
Robi:
“ sebenarnya umurmu berapa sih, kok mau ama Sri? “
Brian:
“ Kalau abang bener saudara nya Sri, nanti abang juga akan tau kok. Dan Apapula
ini abang, saudara kok menjelekkan saudaranya sendiri. Sudah dulu ya bang. Aku
gak punya banyak waktu lagi. “
Brian
langsung menutup telponnya dan bersungut. “sodara kok gitu. Huft”
Brian
bersiap untuk pulang Bersama Sri. Namun Brian belum membicarakan masalah telpon
dari saudara Sri itu. Dia akan membicarakannya dirumah.
Seperti
biasa , sesampainya dirumah mereka hanya ngobrolin hal yang ga penting dengan
Bu Ida dan bercanda dengan Rio . Hingga akhirnya Brian lupa akan hal tadi. Tentang
saudara Sri yang menghubungi Brian, dia lupa memberitahu Sri.
Keesokan
harinya Barulah Brian teringat akan Saudaranya Sri. Di meja makan Brian
menanyakan kepada Sri tentang pengalihan nomor telefon.
“Bund,
memangnya kalo nomormu ga bisa dihubungi, kamu setting dialihkan ke nomorku
yah?” Tanya brian. “Engga kok A. Kata siapa? jawab Sri.
Brian
mulai bercerita “Kemaren ada yang nelfon ke nomorku, katanya dia saudaramu, ih tapi
aku lupa nanya siapa Namanya. Dia nanya nanya nama aku siapa? Kok mau sama kamu
yg masih bersuami and punya 3 anak. Trus aku udahin obrolannya karena dia udah
mulai jelek jelekin kamu. Awas aja tar kalo ketemu. Kayaknya itu saudara yang
gak suka kamu deh. Atau manis didepan tapi pahit dibelakang.” Sri hanya berkata
santai “ udahlah a, ga usah dipikirin. “
“mmm…
kemarin aku udah ngabarin ibu sama suami aku . Tapi masih ada 1 ketakutan lagi.
Aku takut kalau ibu mertua aku tau, dia akan jatuh sakit. Dia itu orangnya suka
berpikir berlebihan. “ ucap Sri . “Nanti juga semua bisa terlewati sayang, kamu
tenang aja ya. “ kata Brian menguatkan.
Selesai
sarapan Sri melihat notifikasi pesan. Dia mendapat pesan dari adiknya bahwa
ibundanya demam. “ sayang, ini aku dapet kabar kalau ibunda lagi sakit, gimana
ini? “ kata sri yang gelisah. “ kan ada adik kamu dirumah sayang, suruh dia
cuti dulu lah, nanti kamu kirimin uang .
“
ok nanti aku bicarain deh sama adik aku.” Kata Sri
Sri---
“Dek, aku gak bisa pulang lho dek, takutnya ibunda tambah down kalau liat aku
dirumah”.
Sri
menunggu agak lama, baru ada balasan dari adeknya.
Tri---”
Lha aku bingung e mbak, gada yang jagain ibunda dirumah, aku kan kerja. “
Sri---“adek
cuti dulu bentar ya, nanti uang gajinya mbak ganti dech”.
Tri---
“Tapi gak bisa lebih dari 3 hari ya mbak.nanti aku dipecat. Gimana dong.”
Sri---
“ gapapa dek, nanti aku pikirin selanjutnya. Semoga ibunda cepet sehat”
Baru
saja Sri meletakkan ponselnya di mobil , disamping tempat dia duduk dan hendak berangkat
ke resto Bersama brian, ponsel berdering. Rupanya dari suami Sri si Robi.
Robi---“
Halo, assalamualikum… Sri, kamu sedang apa?
Sri---”
Halo, wa alaikum salam… aku mau berangkat kerja ini pah.”
Robi---”
biyung sakit Sri…. Dia mikirin kamu terus”
Sri---”
kok mikirin aku? Kenpa? Atau janagan jangan mulut kamu tuh ya, pasti “
Robi
--- “ iya sri, aku emang udah ngomong ke semuanya kalau aku sama kamu bakal
pisah “
Sri---”
kamu tuh ya emang dasar egois, udah tau biyung tuh ga bisa banget kalo banayk
pikiran, kenapa sih gak disembunyiin dulu, kita kan masih bisa menjalin
hubungan baik walaupun pura pura. Setidaknya itu tidak menyakiti orang tua
kita. Emang dasar kamu tuh egois, maunya Bahagia sendiri tapi gak mikirin
kebahagiaan aku dan orang orang sekitarmu. Makanya aku ambil keputusan ini aja
deh. Cape hidup sama orang egois”
Robi---“itu
karena aku sayang kamu Sri”
Sri---”
halah bulsyit. Udah dulu yah, aku mau berangkat kerja. “
Tut
tut tut…….
Disitu Robi merasa geram. Dia memikirkan berbagai cara
untuk menggagalkan usaha Sri Dan Brian. Robi sebenarnya adalah suami yang baik.
Namun setiap manusia pasti punya kesalahan dan kelemahan. Setiap manusia juga
punya sisi baik dan sisi jahatnya masing masing. Sisi jahat Robi keluar setelah
Robi merasa dirinya terancam ditinggalkan oleh istrinya. Dia semakin posesif
semakin pemarah semakin pencemburu dan selalu menuduh nuduh yang bukan bukan
kepada istrinya sehingga istrinya tidak tahan hidup bersamanya. Selama ini Sri
selalu bersabar dan bertahan demi mendapatkan ridho yang maha kuasa. Sri
menjadi sosok istri dan sosok ibu yang luar biasa. Namun setelah dia merasa
tidak dihargai lagi, dia lebih memikirkan dirinya sendiri. Kebahagiannya dan
juga kebahagiaan anak anaknya saja.
0 Comments